Bungas Banten, LEBAK – Kasus dugaan pelecehan yang melibatkan seorang siswi SMK berinisial R (17) dan seorang bocah SD berinisial F (12), akhirnya diselesaikan melalui pendekatan restorative justice setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan damai.
Musyawarah berlangsung pada Rabu tanggal 23 April 2025, dengan hasil yang diharapkan dapat mengurangi beban psikologis korban sekaligus mendorong penyelesaian secara kekeluargaan.
Dalam kesepakatan tertulis yang ditandatangani kedua pihak, disebutkan bahwa :
Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini melalui jalur kekeluargaan,” ujar perwakilan dari Pihak Pertama.
Pihak Kedua, orang tua F, menyampaikan permintaan maaf secara tertulis atas tindakan anaknya.” Permintaan maaf tersebut diterima oleh pihak korban.
Pihak Pertama telah menerima permintaan maaf tersebut dan memaafkannya,” tertulis dalam dokumen kesepakatan.
Selain itu, Pihak Pertama menyatakan tidak akan membawa perkara ini ke ranah hukum, baik melalui Kepolisian, Pengadilan, maupun lembaga perlindungan anak (TPPA).
Pihak Kedua juga berjanji akan mendidik dan membina saudara Fahmi agar tidak mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari,” demikian komitmen yang tertuang dalam kesepakatan.
Kesepakatan ini disahkan dengan kehadiran Kuasa Hukum dari Muaz Asmuni & Partners dan tiga orang saksi, serta dinyatakan dibuat secara sukarela tanpa tekanan dari pihak manapun.
Penyelesaian melalui pendekatan restorative justice dipilih mengingat pelaku masih di bawah umur. Langkah ini diharapkan menjadi solusi yang adil serta menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat tentang pentingnya pendidikan etika dan penghormatan terhadap sesama sejak dini.
Pihak keluarga korban berharap kejadian ini menjadi peringatan bagi semua orang untuk lebih memperhatikan pembinaan moral anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.
REPORTER : HEDI SOFYAN
